Puisi untuk ayah tercinta
Sosok yang penting dalam hidup kita selain ibu adalah ayah. Ayah sebagai tulang punggung keluarga sekaligus sebagai pemimpin dan suri tauladan bagi anak-anaknya. Tak ada salahnya membuat puisi untuk ayah tercinta sebagai bentuk rasa sayang kita padanya.
Puisi untuk ayah sama halnya dengan puisi untuk ibu, karena mereka dua-duanya adalah bagian dari hidup kita, mereka adalah tempat melimpahkan rasa sayang dan keluh kesah yang kita alami. Puisi untuk ayah ini di dedikasikan untuk beliau dengan segala harapan dan doa yang kita panjatkan untuk kesehatan, kebahagiaan dan kebaikan hidupnya.
Beliau lah orang yang patut kita sayangi selayaknya menyayangi diri sendiri. Tentunya lembaran-lembaran kertas berisi puisi untuk ayah ini tak sebanding dengan pengorbanan dirinya namun semoga hal ini bisa menunjukkan rasa sayang dan hormat kita padanya.
Ayah
Semangkuk harapan di semusim lalu
Berbekas putih dalam doa seadanya
Nafasmu letih mungkin dahaga
Beradu tak mesra dengan dunia
Ayah, mungkin kau tlah lelah
Mata sayumu smakin menua
Tegap badanmu hilang ronanya
Ayah, janjiku bersama angin
Menjemputmu menepis haru
Janjiku di cawan rahasia
Tentramkan hari tuamu dengan segera
Ayah kau bukan pujangga
Tapi hidupmu memberi inspirasi tak henti
Ayah kau bukan ksatria
Tapi teladanmu membuatku tegar dalam dunia
---------
Puisi untuk ayah diatas semoga menggugah hati yang sedang kelu akan hadirnya. Ayah tetap lah ayah, dengan segala kelebihan dan kekurangannya ia berusaha menjadi panutan bagi anak-anaknya. Berbaktilah pada ayah dan ibu selagi mereka masih ada di di dunia. Berdoa lah yang tulus, sekiranya mereka telah tiada. Semoga puisi untuk ayah tersebut memberi inspirasi.